Menu Lists

Kamis, 19 Mei 2016

TOGEAN ISLAND, Sulawesi Part 1


Introducing, Togean Island in Sulawesi. Kepulauan eksotis yang berada di wilayah antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Dapet informasi mengenai pulau ini gara2 diajak temen yang hobinya backpack ke berbagai pelosok nusantara. Terus terang gw bukan seorang backpacker, karena untuk urusan tidur kadang sedikit rewel (walaupun gw ga minta yg muluk2 hotel berbintang). Tapi mengingat gw belum pernah ke Sulawesi, jadinya gw cukup penasaran. Bayangan gw, Sulawesi itu seperti negara lain karena posisi nya yang super jauh :p


Perlu diingat, sharing ini berdasarkan point of view gw personally (Jeffri Leonardo). Nah sebelum terjun lebih dalam, gw ceritain sedikit pengalaman dibalik jatuh bangunnya gw demi ke pulau ini.

Togean ini masuk di wilayah Sulawesi Tengah. Posisinya bisa dijangkau dari 2 arah yang berbeda: Dari Gorontalo atau Palu. Initially, gw seharusnya berangkat bareng temen2 lainnya melalui kota Gorontalo. Tiket dibeli hanya seminggu sebelum hari H soalnya galau antara ikut dan tidak.

Hari itu tanggal 3 May 2016, hari di mana kita seharusnya flight pagi jam 07:15 dengan penerbangan Garuda Indonesia (Ps: Kita tidak dibayar ya buat promoin Garuda Indonesia). You know what, kita baru bangun jam 06:10 pagi! Gak kebayang deh gimana shock dan paniknya pagi itu karena kita belum sempat beres2 mandi makan dll, kita langsung call Taksi buat berangkat ke bandara. Kita bawa aja apa yang sudah disiapkan semalem dan langsung tanpa basa basi menuju bandara. Gw sama sekali tidak cuci muka, tidak sikat gigi, tidak ganti underwear Ooops, saking panik luar biasa LOL. Tiba di bandara jam 07:05 langsung lari ke counter check in Garuda hanya untuk mendapat kabar buruk bahwa kita sudah tiba bisa ikut penerbangan itu. Masih dalam keadaan panik, kita mencoba menghubungi teman yang saat itu sudah dalam pesawat Garuda dan siap terbang.

Flight ke Gorontalo hanya 1x/hari dan kemudian perjalanan harus dilanjutkan dengan kapal Ferry, dimana kapal ferry ini tidak tersedia keesokan hari ini. Ini makin menjadi mimpi buruk, karena kita sudah hopeless dan bahkan kepikiran untuk batal pergi. Namun, kita di kasih option buat ambil penerbangan ke kota Palu jam 09:40, tentunya dengan tambahan biaya ganti rute (saat itu kena tambahan 700ribuan one way Jakarta - Palu). Dengan perubahan rute ini, semua menjadi berubah total.

Ini detail rute dari 2 kota tadi:

1. Kalau dari Gorontalo: Ambil flight pagi ke kota Gorontalo (kalau dari Jakarta, transit 30 menit di Makassar). Penerbangan memakan waktu 5 jam, jadi lebih disarankan memilih pesawat Garuda Indonesia karena selain nyaman salam penerbangan, juga dapet makan siang di pesawat :) Tiba di Gorontalo sekitar jam 1an siang, dilanjutkan dengan penyeberangan kapal Ferry jam 5 sore. Kalau mau jalan-jalan di kota Gorontalo dulu masih sempat juga. Untuk perjalanan Ferry memakan waktu sekitar 12 jam menuju Pelabuhan Wakai di Kepulauan Togean

2. Kalau dari Palu: Ambil flight pagi ke kota Palu. Penerbangan Garuda jam 09:40, transit di makassar 30 menit, dan tiba di kota Palu jam 15:30an WITA. Dari Kota Palu bisa ambil travel local untuk melanjutkan perjalanan darat selama 10 jam menuju pelabuhan Ampana. Perjalanan darat dimulai jam 5an sore, melalui kota Poso, dan overnight/ tidur di mini bus hingga tiba di Pelabuhan Ampana sekitar jam 4 subuh.


Akhirnya kita membeli tiket menuju kota Palu dan dapat beristirahat sejenak di Gate Bandara sambil menunggu pesawat ready. Di toilet sini lah gw baru menyikat gigi lol. Setelah masuk ke pesawat Garuda, hati berasa lebih tenang karena nyaman banget! Paling enggak, dapet sarapan dan minuman di pesawat.

Tiba di kota Palu, kesan pertama bandaranya masih baru dan bersih dengan design yang modern. Bahkan lebih keren dibandingkan dengan beberapa bandara2 utama di Pulau Jawa. Beginilah penampilan gw yang belum mandi dan berpakaian seadanya ketika pagi2 panik. Bahkan gw sampai ketinggalan kamera yang selalu gw bawa untuk keperluan foto di manapun. Untung nya istri gw bawa kamera baru dia yang baru dibeli seminggu sebelum kita berangkat. Ini foto ketika tiba di Bandara Palu.


Setibanya di Bandara, kita dijemput oleh pihak Travel Togean Indah untuk singgah sebentar selagi menunggu jam 5 sore. Togean Indah ini melayani berbagai rute perjalanan jauh menuju beberapa wilayah di Sulawesi. Satu mini van memuat sampai 7 orang, lumayan nyaman kursinya walaupun tidak terdapat AC. Perjalanan kita selanjutnya menuju Pelabuhan Ampana dimana kita akan menginap di perjalanan alias tidur di dalam mobil Mini Van.

Kota Palu sendiri sangat indah di sore hari ketika kita menikmati sunset dari dalam mobil, dengan view laut, gunung dan perbukitan sepanjang perjalanan. Namun, sepanjang perjalanan tidak tampak keramaian atau aktifitas perdagangan, padahal posisinya tidak jauh dari Bandara utamanya. Sepanjang perjalanan, supir nyalain musik cukup kenceng dengan lagu mulai dari Pop Indo, Pop Barat, Dangdut hingga House Music nonstop selama perjalanan. 


Tidak terasa, gw antara mata merem melek dan terkadang tertidur beberapa menit kemudian terbangun lagi dan seterusnya hingga tiba waktu pukul 3:30 subuh! Supir memberhentikan kita di penginapan yang lokasinya sangat dekat dengan pelabuhan Ampana. Awalnya kita bingung karena berhenti di antah berantah pada subuh hari yang gelap dan sepi, namun setelah mendapat info bahwa Pelabuhan akan buka pagi hari jam 8, maka kita akhirnya mengambil penginapan 1 kamar untuk mandi dan istirahat beberapa jam. Biaya 1 kamar tanpa AC hanya IDR 160.000 dan posisi nya tepat di belakang pelabuhan. Jadi pagi harinya kita tinggal jalan kaki ke Pelabuhan untuk membeli tiket Kapal Ferry Puspita Sari.

Pagi harinya sudah lebih fresh setelah mandi dan ganti pakaian. Pagi2 setelah sarapan mie goreng dari peninapan Kemudian gw jalan ke Pelabuhan. Terus terang gw hampir terlihat seperti satu2nya turis China or Jepang di sana. Bahkan ada ibu2 penjual nasi manggil 'Mister, Rice' yang artinya manggil menawarkan nasi bungkus :p 


Nah, kita bisa beli tiket dipelabuhan langsung. Di sana ada 2 pilihan transportasi untuk menyeberang ke Pelabuhan Wakai di Kepulauan Togean. Ada kapal Ferry Puspita Sari 5 jam dengan biaya 65.000 atau kapal speed boat Hercules 1 jam dengan biaya 130.000. Foto di bawah ini adalah kapal Puspita Sari yang dimaksud.


Kapal Puspita Sari dapat mengangkut banyak penumpang, namun fungsinya juga digunakan untuk mengangkut berbagai kebutuhan sembako yang akan didistribusikan ke pulau-pulau kecil di sana. Alhasil, kapan ini sumpek dan penuh sesak dengan manusia dan barang2 kebutuhan pokok. Sangat tidak jaman.


Pilihan nyamannya ada pada kapal speed boat Hercules, namun Hercules ini harus dibooking dulu jauh2 hari sebelumnya. Karena kapasitasnya hanya 25-27 orang per boat, dimana 1 hari hanya terdapat 1x perjalanan. Gw baru tahu ada kapal speed boat ini ketika subuh di hari H diberitahu oleh penumpang lainnya yang satu mobil dengan kita semaleman. Pas kita dateng ke Pelabuhan di pagi harinya, Hercules sudah full booked. Kita berdua cukup stress sih, karena kalau kita ambil kapal Puspita Sari, kita harus menempuh perjalanan 5 jam. Bayangin dong, udah ketinggalan pesawat, harus ambil perjalanan darat 10 jam, dan kembali harus diperjalanan laut selama 5 jam.

Akhirnya kita minta kepada petugas agar diberikan info apabila ada penumpang yang batal. Saat itu pukul 8an pagi dan Hercules akan jalan pukul 9 pagi WITA. Surprisingly and Miraculously, di detik detik terakhir kita diinfokan bahwa ada 1 seat kosong dan kita berdua bisa ikut dalam Hercules ini. Rasanya sudah legah, namun ketika masuk ke dalam speed boat, ternyata seatnya overload. Jadi ada yang tidak dapat kebagian tempat kemungkinan karena kita berdua dipaksakan ikut. Namun, boat tetap berjalan dengan keadaan sesak kesempitan.


Perjalanan Hercules ini cukup menghemat waktu karena cepat. Tujuan pertama adalah Pulau Kadidiri, yaitu pulau yang memiliki 3 resort atau penginapan. Umumnya wisatawan tinggal di Pulau ini, apalagi yang suka diving. Karena mungkin ini tempat yang menyediakan diving di kepulaun Togean. Ini pantai di Pulau Kadidiri dengan pemandangan di depannya.


Namun, gw tidak tinggal di Pulau ini, jadi lanjut lagi ke tujuan utama yaitu Pelabuhan Wakai. Inilah Pulau utama yang terbesar di kepulauan Togean. Kondisi pantainya cukup memprihatinkan karena sangat kotor dengan sampah2 plastik. Namun, di sinilah Kapal Ferry Puspita Sari mendistribusikan kebutuhan pokok untuk seluruh wilayah Togean. Terlihat banyak mas2 yang menurunkan beras, mie instant, tepung, dll dari kapal ferry tersebut.


Setibanya di Pelabuhan Wakai, kita menyempatkan diri untuk bersantap siang di salah satu warung terdekat di sana. Di pulau ini sangat jarang ditemukan lauk dari ayam atau sapi. Maka jangan bosen bosen yah buat makan ikan setiap hari :p


Dari Pelabuhan Wakai ini, kita di jemput pakai kapal nelayan menuju pulau Bolilanga. Pulau Bolilanga ini adalah pulau kecil yang fungsinya khusus untuk penginapan wisatawan. Perjalanan dari Pelabuhan Wakai menuju Bolilanga ini memakan waktu sekitar 1jam lebih dikit, jadi lumayan bisa lihat banyak pemandangan indah sepanjang perjalanan.


Di beberapa spot kita bisa melihat langsung terumbu karang di bawah permukaan air yang sangat jernih. Kehidupan bawah air di sekitar kepualuan Togean masih sangat alami dan terjaga, walaupun ada beberapa (sedikit) spot snorkeling yang terumbu karangnya luluh lantak seperti terkenal bom. Rumah rumah warga yang terbuat dari papan pun terlihat cukup rapih dan bersih. Tidak terlihat penumpukan sampah secara significant, bahkan bintang laut pun terlihat cukup jelas dan banyak.


Setibanya di Pulau Bolilanga, kita akan disambut dengan pemandangan dermaga panjang untuk tempat bersanding kapal nelayan / boat. Pantainya sendiri sangat bersih dan putih, karena setiap paginya ada seorang petugas yang membersihkan pasir dari berbagai daun dan kotoran dari laut pasang. 


Nah di ujung dermaga itu ada pondokan kecil untuk berteduh. Biasa gw suka merenung galau di sana sambil bener bener menikmati alam, suara laut, dan suara angin. Bahkan tepat di bawah dermaga ini kita bisa menemukan Lion fish, binatang cantik dengan sirip panjang berwarna warni.


Beginilah sekilas penampakan pondokan tempat kita menginap selama 3 malam. Pondokan ini sangat sederhana di mana di dalamnya terdapat tempat tidur berkelambu (tertutup tirai anti nyamuk). Perlu diingat bahwa listrik di pulau ini hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 11 malam. Jadi pada jam tersebut kita semua mulai mengecas gadget2 dan baterai kamera. Pada saat tidur bisa dibayangkan betapa panasnya ruangan tanpa penyejuk ruangan. Bahkan nyamuk sangat banyak di malam hari, jadi pagi2 biasa sudah muncul bentol2an baru.


Berikut beberapa foto ruangan kamar di malam hari. Cukup sederhana ya? Nah, semalam di sini biayanya sekitar 175.000 per orang, sudah termasuk 3x makan. Makan paginya sangat payah sekali, hanya nasi yang digoreng polos (hampir tawar) dengan sedikit potongan telor gulung dan kerupuk. Kalau Lunch dan Dinner ada sayur dan ikan. Jadi lebih di sarankan untuk membawa makanan instant yang bisa dituang air panas, seperti mie instant cup. Air putih dan Air Panas tersedia sepanjang hari di kantin.


Di beberapa pohon terdapat ayunan yang dapat dugunakan secara bebas. Terasa sangat nyaman bisa tiduran di gantungan ini apalagi ketika angin meniup di siang hari. Cukup melegakan.


Salah satu view di malam hari yang di ambil dari dermaga. Langitnya penuh dengan bintang dan sangat terlihat jelas dengan mata. Tapi untuk mengambil foto seperti ini butuh mirrorless atau DSLR ya :)


Sekian untuk PART 1 Perjalanan yang gw tempuh dengan perjuangan yang berat. Next PART gw membahas mengenai keindahan alam dan bawah laut di Togean. Klik DI SINI untuk membaca next part.


ABOUT US

EMAIL: jktdelicacy@gmail.com

1 komentar: