Menu Lists

Jumat, 04 Oktober 2019

TIPS MENJAGA KESEHATAN SELAMA TRAVELLING

Kita baru gak lama pulang dari trip ke Sydney, Australia dan bener2 seperti mengulang masa-masa bahagia jaman dulu ketika tinggal di sana. Kalau membahas tentang kuliner di Sydney, pasti tidak lain tidak bukan yang terkenal adalah Aussie Brunch nya yang selain cantik juga enak2. Kemarin sempat kita rangkum juga Sydney Travel Guide kita kalau mau baca lebih lengkap. Salah satu favorite kita tentunya Smashed Avocado on toast, sehat dan tetep enak. Tapi gak semua wisata kuliner di negara lain itu bersih dan sehat ya, apalagi kalau kalian kuliner kaki lima. Contoh lokasi street food di beberapa negara yang terkenal seperti Chatucak market di Bangkok atau Shilin Market di Taiwan. Nah melalui blog ini, kita mau share sedikit mengenai panduan buat menjaga kesehatan badan terutama ketika berlibur dan berwisata kuliner. Yuk baca lebih lanjut :)
Sebagai travellers yang sering berpergian ke dalam dan luar negeri, kita selalu menjaga kesehatan tubuh dari makanan yang tidak terjamin kesehatannya. Makanan kaki lima memang selalu terlihat menggiurkan apalagi harganya yang sangat bersahabat. Namun kita juga selalu memperhatikan kebersihan makanan tersebut, bukan berarti kita tidak suka makanan street food ya. Tapi intensitasnya lebih sedikit ketimbangan makan di restoran. Bersyukur juga selama liburan kita jarang sekali sakit, biasanya hanya sakit ringan seperti flu karena perubahan cuaca yang extreme atau panas dalam karena dehidrasi.


Kita sempet ikut seminar dengan tema "Stay Healthy during Culinary Trip" dimana nara sumbernya ada Dr. Suzy Maria, SpPD (divisi Alergi Imunologi RSCM) dan Arvin Vinsensius (Food & Travel Blogger). Pada dasarnya seminar ini difokuskan kepada pengetahuan mengenai Vaksi Hepatitis A dan Demam Tifoid terutama untuk mereka yang gemar travelling dan kuliner.
Tau gak kalau Hepatitis A dan Demam Tifoid ini merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Dan penularannya juga dapat terjadi akibat konsumsi makanan kuliner khas daerah, minuman lokal, membersihkan gigi, mencampur es ke dalam minuman, sampai pada saat menggunakan toilet umum. Terdengar aneh ya, tapi ini bisa aja terjadi karena kita tidak tahu menahu sumber air yang digunakan untuk makanan/minuman atau bahkan untuk menyikat gigi sekalipun.
Kalau kita sampai terserang atau tertular virus Hepatitis A, maka kita berpotensi untuk menderita penyakit infeksi pada hati. Sedangkan apabila kita terserang bakteri tifoid, maka kita berpotensi untuk terkena demam tipus yaitu penyakit pada saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri "Salmonella Typhi". Jangan anggap remeh loh soalnya deman tifoid ini bisa berpotensi menjadi kanker kandung empedu yang sangat kronis. Ada berbagai gejala penyakit hepatitis A seperti pada slide di bawah ini.
Gejala Hepatitis A biasanya seperti demam, lesu, mual, hilang nafsu makan, kulit dan mata kuning, sakit perut, muntah, tinja dan urin berwarna gelap. Biasanya penyakit ini bisa berlangsung selama 3-6 minggu dan masa penyembuhan nya memerlukan waktu hingga 6 bulan. Diperkirakan ada 1.4 juta orang yang terinfeksi virus Hepatitis A setiap tahun dan mayoritas terjadi di negara dengan  penduduk berpenghasilan rendah dan menengah. 
Nah pencegahan virus Hepatitis A ini dapat dilakukan dengan cara vaksinasi Hepatitis A, sehingga tubuh lebih resisten terhadap virus tersebut. Vaksinasi Hepatitis A ini dapat dilakukan untuk anak di atas usia 2 tahun sebanyak 2 kali dengan jarak vaksinasi 6-12 bulan setelah vaksinasi pertama. Selain vaksinasi, ada cara preventif lain nih seperti mencuci tangan secara rutin, mengurangi jajan sembarangan dan merebus air hingga mendidih supaya virus benar-benar mati.
Gejala Demam Tifoid atau yang lebih umum disebut dengan gejala tifus agak sulit dibedakan dengan penyakit saluran cerna lainnya. Gejala awalnya yaitu suhu tubuh yang terus meningkat terutama menjelang sore dan sulit turun walaupun sudah diberikan penurun panas. Kemudian adanya bercak merah sehingga dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan. Biasanya orang yang terkena penyakit ini mengalami demam tinggi, sakit kepala, mual, sakit perut yang berakhir pada hilangnya napsu makan, sembelit dan diare.
Diperkirakan ada 26.000.000 orang di seluruh dunia yang menderita demam tifoid setiap tahun dan 215.000 orang meninggal setiap tahunnya. Jumlah korban meninggal pun terdengar sangat mencengangkan, 1 orang meninggal setiap 2 menit. Kalau di Indonesia sendiri terjadi 500 kasus demam tifoid setiap 100.000 penduduk.  
Pencegahan virus demam tifoid kurang lebih sama seperti pencegahan virus Hepatitis A, yaitu mencuci tangan secara rutin, mengurangi jajan sembarangan dan merebus air hingga mendidih. Kemudian lakukan vaksinasi Demam Tifoid untuk memberikan rangsangan agar tubuh memproduksi antibody terhadap suatu penyakit, Satu kali vaksin ini memberikan kekebalan tubuh selama 2 tahun. Vaksin ini dapat diberikan kepada anak usia di atas 2 tahun.

Salah satu cara preventif dari kedua virus tersebut yang paling mudah yaitu dengan mendapatkan vaksin Hepatitis A dan Demam Tifoid agar tubuh bisa memproduksi zat kekebalan/antibodi terhadap berbagai penyakit. Cara kedua yaitu menjaga kebersihan tangan dan badan dengan mencuci tangan dengan rutin, hindari kebiasaan jajan makanan sembarang dan merebus air hingga mendidih.
Saran kita untuk kalian yang membaca artikel ini untuk mendapatkan Vaksin Hepatitis A dan Demam Tifoid sebelum kalian berlibur atau berwisata kuliner. Paling tidak ini sebagai salah satu cara pencegahan saja dari kedua virus tersebut, bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Nah kalau kalian tertarik untuk mendapatkan info lebih lengkap mengenai Vaksi Hepatitis A dan Demam Tifoid, kalian bisa langsung cek di Instagram @kenapaharusvaksin. Selamat berlibur teman-teman :)

ABOUT US

EMAIL: jktdelicacy@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar